Latest News
Tina Toon, mantan penyanyi cilik yang kini menjadi wanita dewasa tengah kembali menapaki kariernya di industri musik. Ia bisa membangunkan semua orang dengan perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Dan perubahan itu kini semakin ditunjukannya dengan mengajak orang lain di sekitarnya juga masyarakat Indonesia untuk juga berubah. Caranya adalah melalui program yang diberinama Dignity Movement.
“Aku disini sebagai Co Founder dari Dignity Movement, program dimana teman aku Dita soedarjo itu sebagai Foundernya. Intinya ini adalah program yang bertujuan membangkitkan rasa percaya diri dan semangat khususnya untuk kaum perempuan Indonesia,” ungkapnya.
Terambil dari kata Dignity yang artinya harga diri. Lewat program ini, kaum perempuan Indonesia bisa lebih tahu bahwa mereka sangat berharga dan jangan mau ditindas atau direndahkan.
“Tidak sedikit kaum perempuan kita yang pernah mengalami kekerasan, pelecehan sampai pekerjaan yang merendahkan martabat wanita. Nah, lewat program ini, saya ingin sama-sama bangkitkan lagi percaya diri dan semangat mereka untuk bisa jadi wanita tangguh tegar dan berpendidikan,” Ungkap Tina.
Demi mewujudkan hal itu, Tina bersama Dignity juga membuat Dignity Academy. Lembaga pendidikan ini dbentuk dari donasi-donasi yang masuk. Tujuannya adalah agar kaum wanita bisa mampu bekerja serta berguna bagi sesama dan bisa memotivasi sesama.
Dan lagu “Meraih Mimpi” ini adalah lagu tema yang baik dalam kampanye ini. Lagu yang ditulis oleh Tina sendiri ini punya lirik yang sarat akan pesan positif. Bagaimana membangun dan bekerjasama untuk meraih sesuatu yang dicita-citakan.
“Dengan lagu ini, mudah-mudahan kaum wanita dan masyarakat Indonesia umumnya bisa tergugah agar bisa memperlakukan orang lain dengan baik. Dan agar semua orang bisa menghargai satu sama lain dan meraih mimpi bersama untuk hidup lebih sejahtera” tutup Tina.
Selamat menikmati single terbaru Tina dan tetap berpikir positif!
Sheila On 7 (SO7) mengawali tahun 2018 dengan merilis single bertajuk Film Favorit. Lagu itu merupakan karya terbaru SO7 setelah merilis album Musim Yang Baik pada 2014 lalu.
Masih mengusung tema cinta, lagu yang ditulis Eros Chandra itu menceritakan perjuangan seorang memenangkan hati orang yang disukai. Eros terinspirasi dari kisah temannya yang tak kunjung memiliki pasangan hidup.
Sementara, frasa Film Favorit dipilih menjadi untuk merepresentasikan aksi heroik yang menurut Eros hanya terjadi di film. The Pursuit of Happiness adalah salah satu film yang menginspirasi Eros menulis lagu ini.
Suara gitar elektrik khas Eros tak lagi dominan dalam lagu berdurasi kurang dari empat menit ini. Suara gitar akustik yang samar terdengar lebih banyak ketimbang suara gitar elektrik.
Peran suara gitar khas Eros digantikan suara drum dan piano yang sangat dominan. Hentakan drum yang terdengar pada awal lagu dan suara piano yang menyusul membuat musik lagu ini terasa kaya dan megah. Apalagi ditambah gesekan suara biola ditengah lagu.
Namun musik yang terdengar kaya itu dirasa tak didukung lirik yang tepat. Lirik Film Favoritmu terasa klise seperti pada penggalan "seperti aku yang tak pernah berhenti, mencari celah menaklukkan hati."
Lagu ini menjadi penanda SO7 merilis lagu secara independen dibawah label mereka sendiri yang bernama 507 Records. Hampir 20 tahun sebelumnya band asal Yogyakarta ini selalu bernaung dibawah label mayor.
“Ini salah satu langkah besar yang konkret dari Sheila On 7 untuk menjadi band indie,” kata bassis SO7, Adam Muhammad Subarkah, dikutip dari laman resmi mereka.
Selain itu, untuk pertama kali SO7 melibatkan music director dalam menggarap lagu. Tomo Widayat dan Tama Wicitra dari Tom & Tam Music Production adalah orang yang dipercaya mengawal lagu yang digarap sejak pertengahan 2017.
S07 berharap Film Favorit bisa menjadi lagu favorit penggemar SO7, Sheila Gank, baik yang baru atau lama. Terlebih, lagu itu sudah beberapa kali mereka bawakan pada 2017 sebelum resmi dirilis.
Grup Musik yang berdiri tahun 2010 ini membalut musik hardcore, pop punk, dan rock dalam benang merah bernama Billfold. Selama tujuh tahun band ini berdiri, mereka telah menjadi primadona di scene music lokal.
Melalui unggahan di akun Instagram, Billfold dengan lugas memberikan isyarat soal kemungkinan album teranyarnya sebagai persembahan terakhir dari mereka. Di dalam video singkat tersebut, ketiga personel Billfold tampak memberikan pernyataan resmi terkait album baru dan masa depan Billfold.
“Album ini adalah album terakhir kita, persembahan terakhir kita. Nanti bakal ada tur juga Insyaallah, awal tahun Januari - Februari. Tahun depan tahun terakhir kita. Kita juga masih beresin kontrak-kontrak manggung sampai tahun depan,” ungkap mereka.
Selama berkarier di belantika tanah air, Billfold telah merilis satu album studio dan dua album mini, yakni Subtitute EP (2011), Brave (2014) dan We Grew up with Their Songs (2016).
Setelah sekian lama vakum dalam dunia permusikan Indonesia, band asal Kota gudeg, Yogyakarta, Captain Jack akhirnya merilis single yang berjudul "Nyanyian Pengembara". Lagu ini jadi salah satu yang memperkuat materi lagu yang ada di mini album anyar mereka.
Captain Jack adalah band beraliran alternatif rock asal Jogjakarta yang terbentuk pada tahun 1999. Band ini pernah bergonta ganti personil dan pernah juga vakum dalam beberapa tahun belakangan ini.
Musik dari Captain Jack ini mudah diterima disemua kalangan, terutama kalangan anak muda yang menyebut diri mereka sebagai “Monster Jackers”.
Naif rupanya menjawab kegelisahan para penggemarnya setelah mengeluarkan album terbarunya yang bertajuk '7 Bidadari' yang dirilis di Teater Garuda, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur pada Minggu 22 Oktober 2017 kemarin. Dalam album terbaru kali ini, band yang berdiri sejak 1995 menyuguhkan 10 daftar lagu terbaru.
Selain itu, peluncuran album terbarunya ini juga sekaligus menjadi perayaan ulang tahun rutin Naif yang diberi nama 'Annaifesary 22'. Memang seperti diketahui band yang digawangi David Bayu Danangjaya (vokalis), Moh Emil Hussein (bass), Franki 'Pepeng' Indrasmoro (drum), dan Fajar 'Jarwo' Endra Taruna kerap merayakan hari jadi band tersebut setiap tahunnya.
Produksi album 7 Bidadari memakan waktu cukup lama yakni sekitar 3 tahun. Selain karena kesibukan, Naif juga sengaja memilih momen ulang tahun untuk meluncurkan album.
Dari segi materi, David memastikan album 7 Bidadari masih menyajikan musik pop yang telah menjadi ciri khas Naif selama ini. Album tersebut terdapat beberapa kerja sama dengan musisi handal seperti Indra Lesmana, Mochammad Saah Syat, dan lainnya.
Judul '7 Bidadari' untuk album tersebut diambil dari kisah legenda Jaka Tarub, seorang pria yang mencuri selendang bidadari yang sedang mandi di sungai.
Ada alasan tersendiri mengapa mereka memilih cerita rakyat untuk menjadi inspirasi lagu dan albumnya.
Lirik-lirik lagunya masih sederhana, seperti "Aku tak lagi pernah merasa sepi karena ada dia di hatiku," untuk lagu "Selama Ada Cinta". Terdapat pula contoh lain, "Entah, entah sampai kapan aku begini/Ku berubah kau pun berubah" di "Berubah". Jika Planet Cinta hanya memiliki nomor penutup "Pemimpi" sebagai lagu yang bukan bercerita tentang cinta, 7 Bidadari memiliki dua lagu noncinta yang masing-masing berjudul "Alangkah Indahnya Indonesia" dan "Sayang Disayang".
Perkara aransemen musik, para personel Naif sepertinya lebih memilih untuk bersantai dan membiarkan musisi-musisi tamu yang lebih bekerja. "Selama Ada Cinta" menyediakan ruang besar kepada Indra Lesmana untuk bereksplorasi. Lagu-lagu lugu seperti "7 Bidadari", "Berubah", dan "Kenali Dirimu" jadi tidak terdengar mentah berkat kontribusi Sa"Unine Strings Orchestra.
Hal yang cukup menarik di dalam 7 Bidadari datang dari unsur musik Hawaiian dan/atau dangdut yang tidak hanya terdapat di dalam satu lagu, tetapi empat lagu sekaligus: "Sedjak", Kenali Dirimu", "Apa Yang Membuat Dirimu Untuk Terus Di Sini", dan "Sayang Disayang".
Wizzy kembali hadir dengan single terbarunya berjudul Around The World. Lagu bergenre EDM ini, diciptatakan oleh Uprising Music. Single Around The World ini pun menjadi salah satu soundtrack film animasi Si Juki The Movie : Panitia Hari Akhir. Di single terbarunya ini, Wizzy berkolaborasi dengan DJ Dexfa dan Clevt.
“ Lagu Around The World adalah lagu pertama yang saya yang dijadikan soundtrack film animasi. Ada perbedaan dengan soundtrack sebelumnya. Karena ini film animasi, jadi saya harus bisa membayangkan bagaimana tokohnya. Dalam menggarap single Araound The World ini, saya mendapatkan banyak pelajaran baru, dan senang bisa berkolaborasi dengan Dexfa dan Clevt,” ungkapnya.
Penyanyi legendaris Titiek Puspa terlibat dalam proyek film animasi "Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir". Ia didapuk menyanyikan soundtrack film produksi Falcon Pictures tersebut berjudul "Anti-Mainstream".
Bisa terlibat mengisi soundtrack film, dikatakan Titiek Puspa menjadi pengalaman menarik. Sebab disini ia menyanyikan lagu soundtrack tersebut dengan suara falseto.
"Saya nggak pakai suara asli, tapi pakai falseto. Suara saya kan rendah," ujar Titiek Puspa saat ditemui usai rekaman soundtrack film Si Juki, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, sengaja memilih suara jenis tersebut agar sesuai dengan karakter Si Juki. Si Juki sendiri adalah seorang laki-laki sementara lagunya dinyanyikan oleh wanita.
"Saya minta karena filmnya begini, jangan pakai suara asli saya. Nanti malah jadi rusak," ujarnya.
Suara falseto sendiri sering digunakan untuk memberi kesan lagu seolah-olah dinyanyikan oleh pria padahal yang menyanyikannya wanita. Begitu juga sebaliknya.
Sementara Faza, selaku pencipta komik Si Juki mengatakan, pemilihan Titiek Puspa disesuaikan dengan karakter Si Juki yang memang anti-mainstream
Beberapa waktu yang lalu, Penyanyi Bondan Prakoso, telah merilis lagu terbaru yang berjudul "What The F?!"
Dalam informasi yang dibeberkan Bondan sendiri, lagu tersebut berjudul 'What The F?!', yang juga melibatkan Margie Caroline, sang Istri yang juga memberi ide tulisan lirik lagu terbarunya ini
Lagu barunya itu ia beri judul "What The F?!" dan dirilis berbarengan dengan video klipnya di channel YouTube Bondan Prakoso pada hari Jumat (8/12/2017).
Uniknya, singel yang dirilis di bawah naungan label indie, VOLD Record, melibatkan warganet untuk menentukan tanggal rilis lewat polling di media sosial.
"What The F?!" merupakan sebuah lagu berbahasa Inggris tentang rasa muak Bondan akan carut marutnya dunia yang ia anggap semakin penuh fitnah, kebohongan, dan kepalsuan.
Singel tersebut mencoba menangkap berbagai fenomena sosial yang terjadi belakangan ini. Namun di sisi lain, Bondan juga menyampaikan bahwa di tengah itu dukungan dari keluarga bisa memberi energi positif.
"Kita harus berani jujur ke diri kita sendiri, juga kepada masyarakat, karena itulah esensi dari bermain musik, walaupun saya sadar akan ada banyak pertentangan dan gesekan di kemudian hari. But, yeaaah, It's good to be "me" again. I got my soul back!" kata Bondan.
Lagu "What The F?!" yang dibuat dan direkam dalam waktu sehari itu memiliki warna funk-rock yang kental.
Bondan juga menyelipkan permainan solo bass. Seakan mengembalikan Bondan ke akar musiknya pada masa kejayaan band-nya dulu, Funky Kopral.